foto ilustrasi |
indramayu – Sejumlah
anak di Kabupaten Indramayu terindikasi mengalami stunting. Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) dilakukan untuk penurunan stunting.
Wakil Ketua Tim
Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Indramayu, Iin Indrayati
menjelaskan, jumlah anak di Kabupaten Indramayu yang terindikasi stunting
mencapai 2.238 anak. “Selama ini upaya penurunan stunting telah kita lakukan,”
tutur Iin. Di antaranya melalui pemberian makanan tambahan (PMT). Namun menurut
Iin, program tersebut dinilai sering kurang tepat sasaran sehingga tidak bisa
mengatasi stunting secara optimal. Selanjutnya Iin meminta upaya penurunan
stunting dilakukan lebih fokus. ‘’Saya yakin bahwa new zero stunting bisa
tercapai jika semua pihak bekerja dengan akurat,’’ tutur Iin,
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Indramayu,
yang juga Ketua TPPS Indramayu, Aep Surahman, mengatakan, penanganan stunting
harus mencakup semua tahapan, mulai dari pra-nikah hingga pembinaan anak
pasca-kelahiran.
‘’Indramayu saat ini
masih berada di angka prevalensi stunting 18,4 persen, lebih tinggi dari target
nasional 14 persen. Meski angka prevalensi menurun dari tahun 2019 yang sebesar
29,1 persen, masih diperlukan upaya keras untuk mencapai target,’’ katanya.
Pemkab Indramayu,
lanjut Aep, juga telah menginstruksikan seluruh kecamatan di Kabupaten
Indramayu menjalankan program pemberian makanan tambahan (PMT) untuk anak-anak
yang terindikasi stunting dengan lebih efektif lagi. ‘’Program ini merupakan
bagian dari upaya membangun generasi yang sehat dan cerdas dan bebas stunting
menuju Indonesia Emas 2045,’’ tutur Aep. (Hid)