Karawang -- Pertamina
Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melalui Fuel Terminal (FT) Cikampek
meluncurkan Program TJSL (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan) Ngabedahkeun
Walahar di Desa Walahar, Kecamatan Klari, Karawang pada Kamis, 29 Agustus 2024.
Peresmian program
ini dilakukan oleh Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional JBB
Deny Djukardi beserta Kepala Bapeda Karawang Ridwan Salam, yang hadir mewakili
Bupati Karawang. Hadir pula Manager CSR & SMEPP Management PT Pertamina
Patra Niaga Subholding C&T Retno Wahyuningsih, Area Manager Communication,
Relations & CSR Regional JBB Eko Kristiawan, Fuel Terminal Manager Cikampek
Syahwin A Saleh, serta jajaran pemerintah Kabupaten Karawang yakni Kepala Dinas
Lingkungan Hidup Iwan Ridwan, Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan H.
Jaeni, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Dindin Rachmadhy, Ketua Komite Ekonomi
Kreatif (Ekraf) Karawang Rahmat Wiguna, serta Kepala Desa Walahar dan
masyarakat setempat yang turut hadir dalam kegiatan ini.
Executive General
Manager Pertamina Patra Niaga Regional JBB Deny Djukardi dalam sambutannya
menyatakan bahwa Pertamina Patra Niaga bersama dengan Kelompok Walahar Kreatif
dan Kelompok Sadar Wisata serta Kampung Iklim dan UMKM setempat bersinergi
menjalankan program TJSL di kawasan Walahar untuk mengatasi permasalahan
lingkungan sekaligus menjadi solusi untuk pengembangan ekonomi.
"Awalnya lokasi
program ini dikenal sebagai Danau Kalimati yang menghadapi masalah serius
dengan kondisi yang memprihatinkan dan aliran air yang stagnan. Namun, melalui
Program ‘Ngabedahkeun Walahar’, kami ingin menghidupkan kembali Danau Cinta,
mengubahnya dari "Danau Kalimati" yang terabaikan menjadi ekosistem
berkelanjutan yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar," papar Deny.
Untuk itu, lanjut
Deny, Pertamina berfokus mengatasi
permasalahan terkait dengan akses air bersih yang kami lihat dan rasa masih
cukup minim, kemudian untuk meningkatkan produktivitas UMKM, dan juga bagi
lapangan kerja masyarakat sekitar. “Program ini juga tentunya diharapkan akan
menjadi pusat pengembangan perekonomian dan alternatif tujuan wisata di
Karawang, khususnya di wilayah Walahar dan sekitarnya,” tambahnya.
Kegiatan peresmian
ini menandai peluncuran 4 program strategis yang bertujuan untuk mendorong
pemberdayaan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan di Kawasan Walahar di
bawah naungan Program TJSL Ngabedahkeun Walahar. Ke-4 program tersebut di
antaranya: pertama, Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
melalui Tenant F&B, workshop dan kehadiran resto apung bertujuan untuk
memperkuat sektor ekonomi lokal melalui pelatihan, akses pasar, dan dukungan
finansial. Kedua, Pengembangan Ekonomi Kreatif Ramah Lingkungan melalui Eceng
Gondok yang dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk produk seperti tas, sofa,
souvenir, dompet dan miniatur. Ketiga, Pemanfaatan Energi Bersih melalui Biogas
Danau Cinta dengan mengonversi eceng gondok menjadi biogas sebagai alternatif
bahan bakar ramah lingkungan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar
fosil serta Penggunaan Solar Panel. Keempat, Konservasi Air yang meliputi
Penanganan Air Limbah Domestik melalui pemasangan Grease Trap dan Pemanfaatan
Teknologi Filtrasi menggunakan Eceng Gondok untuk menjaga kualitas air danau
serta menopang kebutuhan air bersih masyarakat.
Fuel Terminal
Manager Cikampek Syahwin A. Saleh, dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa
awal mula program ini dilaksanakan sebagai respons terhadap tantangan yang
timbul selama pandemi COVID-19. Terbatasnya akses lapangan kerja dan masalah
lingkungan menjadi pemicu utama bagi inisiatif ini yang dimulai pada tahun
2020.
“Sekarang,
masyarakat Walahar tidak lagi melihat Danau Cinta sebagai danau mati, melainkan
sebagai sumber kehidupan baru yang membawa manfaat ekonomi, sosial, dan
lingkungan," papar Syahwin.
"Terbukti bahwa
dengan pemberdayaan eceng gondok, masyarakat setempat serta para pelaku UMKM di
Danau Cinta mengaku bahwa Penggunaan Biogas dari Eceng Gondok dan pemanfaatan
Panel Surya, bisa menghemat sebesar 50% penggunaan token listrik dan tabung
gas," tambahnya.
Kepala Bapeda
Karawang, Ridwan Salam juga menambahkan bahwa Program Ngabedahkeun Walahar
menjadi pusat pengembangan perekonomian masyarakat dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan melalui 3 kegiatan utama yaitu pengembangan UMKM,
Konservasi Air dan Edukasi Masyarakat.
"Ini menjadi
suatu keberhasilan yang mana program ini termasuk dalam target pembangunan
nasional untuk meningkatkan Indeks Lingkungan Hidup. Jadi, patut untuk kita
apresiasi dan jaga keberlanjutannya," tegas Ridwan.
Area Manager
Communication, Relation & CSR Pertamina Regional JBB, Eko Kristiawan
menyampaikan bahwa Program yang diluncurkan di Desa Walahar, Karawang,
menargetkan capaian SDGs (Sustainable Development Goals) Poin 7 (Energi Bersih
dan Terjangkau) melalui penggunaan panel surya dan biogas, serta SDGs Poin 8
(Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan memberdayakan UMKM lokal.
“Dengan transformasi
Danau Cinta, kami berharap bisa menjadikannya sebagai model keberlanjutan yang
berfokus pada solusi lingkungan dan sosial. Kami percaya bahwa kolaborasi
antara Pertamina, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat akan memberikan
dampak yang luas dan positif bagi seluruh kawasan,” tutup Eko. (Hid)