Cirebon
– Ketahanan fisik tidak hanya dibutuhkan manusia, hewan pun membutuhkannya
untuk memperkuat imunitas mereka. Penyuntikkan vitamin dan obat cacing dilakukan.
Petugas
pelayanan kesehatan hewan (keswan) Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan
Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon, Selasa, 24 Mei 2022, terlihat mendatangi
peternakan sapi milik H. Hamid di kawasan Kalijaga. Satu per satu sapi
diperiksa dan begitu diketahui ada yang lemas dan nafsu makannya berkurang
langsung diberikan vitamin atau obat cacing.
Sub
koordinator peternakan DKPPP Kota Cirebon, Kukuh Gunatama menjelaskan pemeriksaan
ditujukan untuk meningkatkan imunitas hewan yang ada di peternakan. Dengan imunitas
yang meningkat diharapkan bisa menangkal hewan-hewan ternak tersebut dari
penyakit mulut dan kuku (PMK). “Hewan ternak disini juga tidak ada yang
terindikasi PMK. Balai veteriner Subang sudah melakukan pemeriksaan dan hasilnya negatif,” tutur Kukuh.
Di
Kota Cirebon menurut Kukuh ada setidaknya 30 peternak. Seiring dengan
merebaknya kembali wabah PMK, peningkatan pengawasan terhadap hewan ternak
diintesifkan. Hewan ternak yang ada di tiap peternakan minimal akan diperiksa
seminggu sekali. “Kami juga meningkatkan sosialisasi kepada peternak untuk
menjaga kesehatan hewan ternak termasuk dengan melakukan biosecurity terhadap
kandang,” tutur Kukuh. Mereka juga menjaga lalu lintas hewan ternak dan menolak
hewan ternak yang berasal dari Jatim, tempat pertama kali mewabahnya PMK.
Sementara
itu drh. Tyas Noormalasari, salah satu dokter hewan di DKPPP Kota Cirebon menjelaskan untuk antisipasi penyebaran penyakit PMK maka tim dokter hewan sudah dibagi di setiap kecamatan. ‘di tiap kecamatan ada
1 dokter hewan dibantu oleh paramedik,” tutur Tyas. Di setiap peternakan akan
diperiksa kesehaatan ternak dan setiap hewan ternak akan diberikan treatment
sesuai dengan kondisi kesehatan hewan. “Kalau ada yang sakit, kita akan obati,’
tuturnya. Selain itu mereka juga memeriksa Surat Keterangan kesehatan hewan
(SKKH).
Tyas
juga mengingatkan bahwa PMK tidak menular ke manusia. “tapi memang penularan
antar hean cepat,’ tutur Tyas. Untuk itu masyarakat selalu diingatkan agar
memasak dengan benar daging yang akan dikonsumsi. (van)