Penyebaran Hepatitis Akut, Gubernur Jawa Barat: Jangan Panik

 



Bandung – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta masyarakat tidak panik terhadap penyakit hepatitis akut.

“Saya laporkan di Jawa Barat belum ada (hepatitis akut) dan mudah-mudahan tidak ada,” tutur Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Senin (9/5). Bahkan masyarakat juga diimbau tidak panik menghadapi adanya penyakit hepatitis akut tersebut.

Selanjutnya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil juga meminta kepada warga Jawa Barat untuk selalu menjaga kebersihan, baik diri sendiri, keluarga dan masyarakat. “Tenang saja, negara sudah siap untuk mengatasi jika ada (kasus),” tutur Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil juga telah membentuk tim ahli dari kesehatan untuk mempersiapkan skenario terjitu apabila hepatitis akut sudah terbukti orisinil. “Di Jawa Barat tim ahli sudah dibentuk bersama RSHS. Laboratorium disiapkan untuk mengecek apakah ini kategori hepatitis akut dan sebagainya. Saya cek sudah siap, bahkan teknologi molekuler terbaru sudah dimiliki,” tutur Ridwan Kamil.

Pemda Provinsi Jawa Barat juga telah menyiapkan ruangan-ruangan di RSHS apabila ada yang suspek hepatitis akut. Penyakit ini menyasar bayi hingga remaja umur 16 tahun.  "Ruangan sudah disiapkan, jaga-jaga kalau ada di Jawa Barat. Dari catatan memang (hepatitis akut) terjadinya di usia bayi sampai 16 tahun. Namun kita belum mengetahui alasan sasaran  di usia tersebut, tapi statisik menunjukkan itu," tuturnya.

Untuk pencegahan hepatitis yang menular, kuncinya menurut Ridwan Kamil yaitu hidup sehat.” Kalau penularan lewat pernapasan pakai masker, jaga jarak, kurangi kerumunan, dan jangan saling tukar alat makan. Kalau ada keluarga yang sakit jangan terlalu banyak berinteraksi," tambah Ridwan Kamil.

Pada kesempatan itu, Ridwan Kamil juga menyatakan bahwa selain menyiapkan strategi penanganan hepatitis akut, ia juga memastikan bahwa penanganan COVID-19 di Jabar terkendali. Tingkat keterisian rumah sakit 0,8 persen.  "Saya datang ke RSHS juga memastikan kondisi COVID-19. Keterisian rumah sakit di Jabar untuk COVID-19 hanya 0,8 persen. Kasus aktif tersisa 1.500 dari puncaknya ratusan ribu, dan rata-rata sudah banyak yang sembuh. Terbukti seperti di RSHS hanya tiga anak yang diawat akibat COVID-19, dan empat orang dewasa. Jadi minim," tuturnya. (Ris) 

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama