Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Nina Susana Dewi |
Bandung – Dinas Kesehatan Provinsi Jabar antisipasi kemunculan penyakit hepatitis akut misterius yang telah dinyatakan WHO sebagai kasus luar biasa.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, Nina Susana Dewi, menjelaskan ada beberapa langkah awal antisipasi yang dilakukan. “Pertama dengan surveilans atau pelaporan satu pintu secara daring melalui surat elektronik,” tutur Nina, Sabtu (7/5). Masing-masing stakeholder menurut Nina sudah mengantongi alamat surat elektronik tersebut.
Langkah kedua Dinas Kesehatan Provinsi Jabar yaitu dengan menginventarisasi kemampuan labkesda atau rumah sakit di kabupaten dan kota di Jabar untuk pemeriksaan diagnosis hepatitis akut misterius tersebut. Untuk langkah ketiga yaitu dengan meningkatkan sosialisasi, komunikasi, informasi dan edukasi. Termasuk menggencarkan gerakan masyarakat hidup sehat,” tutur Nina.
Sedangkan langkah keempat, lanjut Nina, yaitu dengan penguatan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit. "Kelima, rumah sakit melakukan setting untuk penanganan kasus hepatitis akut ini," kata Nina. Nina berharap melalui gerak cepat ini fasilitas pelayanan kesehatan dapat mengantisipasi dan melakukan tindakan preventif melalui sosialisasi dengan menggiatkan germas.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan sejauh ini di Jabar belum terlaporkan penyakit tersebut. "Di daerah belum banyak terpantau karena kasusnya memang ada di dunia, di Jakarta ada dan di Jabar belum terpantau laporan yang signifikan," tuturnya.
Namun demikian, Jabar akan tetap waspada dan mengedukasi warga khususnya orang tua yang memiliki anak-anak agar membiasakan aktivitas sehat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Seperti sering mencuci tangan, meminum air dan makanan yang matang dan bersih, menggunakan alat makan masing-masing, memakai masker, dan menjaga jarak.
"Kita terus edukasi warga khususnya orang tua yang punya anak-anak di pandemi COVID-19 harus waspadai juga sebuah situasi baru terkait hepatitis yang tiba-tiba meningkat. Caranya sama seperti protokol kesehatan COVID-19," jelasnya.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute hepatitis of unknown aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
Sejak secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh WHO pada tanggal 15 April 2022, jumlah laporan terus bertambah. Per 21 April 2022, tercatat 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara. (Van)